Pengaruh teknologi digital telah merambah desa-desa. Hadirnya gadget di tangan telah menyedot perhatian anak-anak untuk berselancar di dunia maya dan bermain game. Satu demi satu dari mereka akhirnya meninggalkan aktivitas ngaji al-Qur'an.
Sesuai laporan Kantor Berita RMOL JABAR, saat ini minat baca al-Qur'an sangat rendah bahkan menurun drastis. Berdasarkan data Rumah Qur'an Universitas Islam Negri Sunan Gunung Djati Bandung, sebanyak 54% umat muslim di Indonesia belum melek baca al-Qur'an. Sepertiga dari 54% usia yang belum melek al-Qur'an adalah anak-anak.
Salah satu faktor atau penyebab terjadinya penurunan minat baca al-Qur'an yaitu kemajuan teknologi. Bukan kemajuannya yang salah melainkan salah guna dalam menggunakan teknologi. Juga kurangnya tanggung jawab orangtua untuk memberikan fasilitas dan pengarahan terhadap pentingnya belajar al-Qur'an. Di sisi lain juga mulai berkurangnya jumlah guru yang mengajar ngaji, sulit sekali ditemukan guru mengaji bahkan diantara mereka kadang enggan mengajar ngaji dengan berbagai alasan.
"Kurangnya pengawasan dari orangtua, serta salahnya pemanfaatan teknologi menyebabkan anak-anak sekarang berada di zona nyaman. Seharusnya orangtua dan guru-guru terus menerus mendidik dan mengajarkan al-Qur'an. Kalo bukan kita yang sadar terlebih dahulu, lalu siapa lagi yang peduli", ujar salah satu guru ngaji, Imas Sopiah (48).